Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Kraksaan menggelar Konferensi Cabang (Konfercab) ke-XIV NU Kota Kraksaan tahun 1447 Hijriyah/2025 Masehi di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Desa Jatiurip, Kecamatan Krejengan, Minggu (14/9/2025). Agenda lima tahunan ini menjadi momentum penting bagi konsolidasi organisasi NU di tingkat cabang.

Mengusung tema “Mengokohkan Khidmah Jam’iyah, Merawat Kebersamaan dan Membumikan Tradisi”, konfercab berlangsung khidmat dan penuh nuansa kebersamaan. Tema ini mencerminkan semangat NU untuk terus menjaga tradisi, mengokohkan khidmah, serta memperkuat peran kebersamaan di tengah masyarakat yang semakin dinamis.

Acara ini dihadiri oleh sejumlah kiai karismatik dan tokoh ulama dari berbagai pesantren di Probolinggo dan sekitarnya. Hadir di antaranya Wakil Rais Syuriyah PWNU Jawa Timur KH. Zuhri Zaini, KH. Mutawakkil Alallah, H. Muhammad Faqih, KH. Moh. Ghazali Bahar (Banyuanyar), KH. Abdullah Mahmud (Maron), KH. Sa’dullah Asy’ari (Kraksaan), Habib Ali Zainal Abidin Ba’agil (Gending), KH. Hassan Ahsan Malik (Pajarakan), KH. Hasan Syadzili (Kraksaan), serta KH. Mukhlishin (Kraksaan).

Konfercab secara resmi dibuka oleh Wakil Rais PWNU Jawa Timur, K.H. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah. Dalam taushiyahnya, beliau menyampaikan tiga pesan penting. “Pertama, setiap kader dan pengurus NU harus menjaga akhlak. Kedua, siapapun yang terpilih harus berkhidmat untuk kepentingan masyarakat. Ketiga, kepemimpinan NU harus membela kepentingan umat serta membangun harmoni dengan pemerintah daerah,” pesannya.

Bupati Probolinggo Gus dr. Mohammad Haris, juga hadir. Ia menekankan pentingnya sinergi NU dengan pemerintah. “Sinergitas di bidang pengentasan kemiskinan dan pendidikan sangat penting. Dengan 320 pesantren di Probolinggo, NU punya potensi besar melahirkan generasi muda yang kelak menjadi pemimpin umat,” ujar Gus Haris.

Kehadiran para masyayikh tersebut memberikan suasana teduh sekaligus menegaskan bahwa NU di Kota Kraksaan tetap mendapatkan perhatian dari ulama-ulama besar di tingkat wilayah maupun pesantren terkemuka. Para tokoh itu turut memberikan wejangan agar NU Kraksaan terus berkembang dengan tetap menjaga khittahnya.

Dalam sidang pemilihan Ketua Tanfidziyah, proses berlangsung dinamis. Gus Hafidzul Hakiem Noer mendapatkan dukungan mayoritas dengan 12 suara dari MWCNU. Sementara itu, H. Fauzan Hafidzi, yang sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris PCNU Kraksaan, hanya memperoleh 2 dukungan. Namun, dalam tahapan selanjutnya, Fauzan memilih mengundurkan diri.

Forum konfercab kemudian menetapkan Gus Hafidz, Khodimul Majlis Subbanul Muslimin sebagai Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Kraksaan periode 2025-2030 secara aklamasi. Penetapan itu disambut tepuk tangan riuh peserta konfercab, tanda dukungan penuh terhadap figur muda ini.

Gus Hafidz, pria kelahiran 20 Januari 1985, dalam pernyataannya menyampaikan kesanggupan mengemban amanah. “Dengan menyebut nama Allah, saya menyatakan bersedia menjadi ketua tanfidiyah PCNU Kota Kraksaan,” ujarnya lantang di hadapan peserta konfercab.

Sementara itu, untuk jabatan Rais Syuriah PCNU Kota Kraksaan, pemilihan dilakukan melalui mekanisme Ahlul Halli Wal Aqdi (Ahwa) yang direkomendasikan oleh 14 MWC. Tim Ahwa yang terdiri dari KH. Moh Hasan Mutawakkil Alallah (Pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong), KH. Moh Zuhri Zaini (Ponpes Nurul Jadid Paiton), KH. Munir Cholili (Ponpes Rofi’atul Islam Al-Munir), KH. Abdul Wasik Hannan (Ponpes Miftahul Ulum), dan KH. Ahsan Bahrul Ulum (Ponpes Ainul Hasan) akhirnya bersepakat memilih KH. Abdul Wasik Hannan sebagai Rais Syuriah.

Usai penetapan, nama Gus Hafidz selaku Ketua Tanfidziyah terpilih kemudian dimintakan persetujuan kepada Rais Syuriah yang baru. KH. Abdul Wasik Hannan dengan penuh ketegasan menyatakan dukungannya.

“InsyaAllah, kami akan berjalan seiring seirama untuk mengemban amanah besar konfercab ini,” kata Kiai Wasik disambut haru dan takbir para peserta. Pernyataan tersebut sekaligus meneguhkan komitmen kolaborasi antara Tanfidziyah dan Syuriyah untuk membangun NU Kota Kraksaan lima tahun ke depan.

Dengan terpilihnya Gus Hafidz dan KH. Abdul Wasik Hannan, diharapkan NU Kota Kraksaan semakin solid dalam memberikan khidmah nyata kepada umat. Kolaborasi keduanya dipandang mampu menjawab tantangan zaman sekaligus menjaga tradisi luhur NU di bumi Probolinggo.

Konfercab NU Kota Kraksaan ke-XIV ini menjadi tonggak sejarah baru, di mana semangat kebersamaan, tradisi, dan khidmah kembali ditegaskan sebagai fondasi utama pergerakan NU di tingkat cabang.

Penulis: Alfin Maulana Haz

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *