Kraksaan, mwcnukraksaan.or.id – Masjid Jami’ Nurul Huda Kebonagung, Kraksaan, menjadi pusat kebersamaan dalam kegiatan Safari Ramadhan yang berlangsung pada Rabu (5/3/2025) malam. Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh agama dan masyarakat yang ingin memperkuat ukhuwah Islamiyah serta membahas berbagai persoalan keumatan. Safari Ramadhan ini juga menjadi ajang bagi ulama dan aparat keamanan untuk menyampaikan pesan-pesan penting kepada umat.

KH. Ahmad Haidori, M.Pd, selaku Rais Syuriah MWCNU Kota Kraksaan, membuka acara dengan menegaskan pentingnya peningkatan kualitas keberagamaan di masyarakat. “Umat Islam harus terus meningkatkan pemahaman dan pengamalan agama dengan benar. Masjid harus menjadi pusat kedamaian dan persatuan, bukan tempat yang justru memunculkan perpecahan,” ujarnya. Ia juga menekankan pentingnya menjaga kebersamaan dalam segala aspek kehidupan. “Alaikum biljamaah, selalu berjamaah, tidak hanya dalam ibadah, tapi juga dalam membangun kebersamaan dan persatuan,” tambahnya.

Dalam penyampaiannya, KH. Ahmad Haidori juga mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada terhadap pengaruh asing yang dapat melemahkan persatuan bangsa. “Kita masih melihat bagaimana paham-paham luar, termasuk pengaruh Belanda dan Cina, bisa merusak tatanan kehidupan kita. Jangan sampai kita terpecah-belah karena hal-hal yang justru menjauhkan kita dari nilai-nilai keislaman dan kebangsaan,” tegasnya. Ia juga mengajak umat untuk bijak dalam menyikapi perkembangan zaman, terutama dalam menghadapi maraknya ujaran kebencian di media sosial.

Kapolsek Kraksaan, Kompol Sujianto, SH., MM dalam kesempatan tersebut juga menyampaikan pesan penting terkait keamanan dan ketertiban masyarakat. “Saya bersyukur bisa bertemu langsung dengan para ulama dan masyarakat. Kraksaan adalah ibu kota kabupaten yang memiliki peran strategis dalam menjaga stabilitas keamanan. Kita semua harus bersama-sama menjaga lingkungan agar tetap kondusif,” katanya.

Dalam pemaparannya, Kompol Sujianto juga mengungkapkan bahwa jumlah personel kepolisian di Polsek Kraksaan saat ini masih jauh dari ideal. “Saat ini kami hanya memiliki 17 personel, padahal idealnya harus ada 38 orang. Meski begitu, kami tetap berusaha maksimal dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat,” ujarnya. Ia juga menegaskan bahwa pelayanan kepolisian harus bersih dari praktik gratifikasi.

Safari Ramadhan ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh agama lainnya, seperti Ustadz Fathurrosi selaku Rais Syuriah Ranting NU Kebonagung, Ustadz M. Sahdi dari Lakpesdam MWCNU yang anggota MUI Kota Kraksaan, serta Ustadz M. Dhofir Sadad, M.Pd, Ketua Ranting NU Desa Kebonagung. Kehadiran mereka semakin menegaskan pentingnya sinergi antara ulama dan masyarakat dalam menjaga nilai-nilai keislaman dan kebangsaan.

Selain itu, dalam kesempatan ini juga disampaikan pentingnya penguatan kemandirian ekonomi umat melalui program-program sosial keagamaan. “Lazisnu harus menjadi pilar utama dalam pemberdayaan umat. Zakat, infak, dan sedekah harus dikelola dengan baik agar benar-benar bisa membantu kaum dhuafa dan memperkuat kesejahteraan sosial,” ungkap KH. Ahmad Haidori.

Acara Safari Ramadhan ini ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh KH. Ahmad Haidori. Dalam doanya, ia memohon keberkahan bagi umat Islam, perlindungan bagi masyarakat, serta kekuatan untuk menjaga persatuan dan kedamaian. Safari Ramadhan ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang ibadah, tetapi juga momentum untuk memperkokoh nilai-nilai kebersamaan di tengah berbagai tantangan zaman.

Penulis: Khoirul Amin
Editor: Alfin Maulana Haz

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *