Kraksaan, mwcnukraksaan.or.id – Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (NU) Desa Kebonagung menggelar rapat penyelarasan waktu salat di bulan Ramadhan. Rapat tersebut berlangsung di Masjid Al-Falah, Desa Kebonagung, pada Senin (24/2/2025) malam. Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan keseragaman dalam penentuan waktu ibadah, seperti berbuka puasa, salat Isya’, dan imsak, agar umat Muslim di desa setempat memiliki pedoman yang jelas.

Rapat ini dihadiri oleh sejumlah tokoh masyarakat dan pengurus NU, di antaranya Sekretaris Desa Mursidiono dan Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Lutfi Handoyo yang mewakili Kepala Desa Kebonagung. Hadir pula Ketua Ranting NU Kebonagung M. Dafir Munawwar serta Rais Ranting NU Ustaz Fathurrosi. Kehadiran mereka menunjukkan dukungan penuh terhadap upaya penyelarasan waktu ibadah di bulan suci Ramadhan.

Ketua Lembaga Takmir Masjid (LTM) MWCNU Kraksaan, Ustaz Samsuri, dalam sambutannya menekankan pentingnya keseragaman dalam menentukan waktu ibadah selama Ramadhan. Ia mengingatkan bahwa penyesuaian waktu berbuka, Isya’, dan imsak harus mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Kraksaan. Informasi tersebut akan disiarkan melalui beberapa radio lokal, seperti Ahbabul Musthofa FM, Prosa FM, Bromo FM, dan Aswaja FM.

“Dengan adanya penyelarasan ini, masyarakat tidak akan mengalami kebingungan dalam menentukan waktu ibadah. Selain itu, kita juga menghindari adanya perbedaan yang dapat menimbulkan perdebatan di kalangan umat,” ujar Ustaz Samsuri.

Selain membahas penyelarasan waktu salat, rapat ini juga menjadi ajang sosialisasi program Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul Ulama (Lazisnu). Ketua Lazisnu MWCNU Kraksaan, Ustaz Fadil, menyampaikan bahwa Lazisnu memiliki peran strategis dalam pemberdayaan ekonomi umat. Program ini bertujuan untuk menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya dalam berbagai kegiatan sosial, pendidikan, dan pembangunan fasilitas umum.

Menurut Ustaz Fadil, Lazisnu bukan sekadar wadah untuk bersedekah, tetapi juga sebagai bentuk partisipasi jamaah dalam mendukung keberlangsungan program-program NU. “Kami ingin memastikan bahwa dana yang dihimpun dari umat dapat dikelola dengan baik dan tepat sasaran, sehingga manfaatnya benar-benar dirasakan oleh masyarakat,” jelasnya.

Sebagai contoh, Ustaz Fadil menyoroti keberhasilan Lazisnu Ranting Alassumur Kulon yang mampu secara konsisten menghimpun dana rata-rata Rp12 juta per bulan. Dana tersebut kemudian disalurkan kembali untuk berbagai program kemaslahatan umat, seperti santunan bagi dhuafa dan santunan kematian.

“Lazisnu di Alassumur Kulon telah membuktikan bahwa dengan pengelolaan yang transparan dan partisipasi aktif masyarakat, kita bisa menciptakan kemandirian ekonomi yang bermanfaat bagi umat. Kami berharap model seperti ini bisa diterapkan di ranting-ranting lain, termasuk di Kebonagung,” tambahnya.

Ketua Ranting NU Kebonagung, M. Dafir Munawwar, mengapresiasi jalannya rapat yang berlangsung dengan penuh semangat dan kekompakan. Ia berharap hasil dari pertemuan ini dapat segera disosialisasikan kepada masyarakat agar pelaksanaan ibadah Ramadhan berjalan dengan lancar. “Kami akan memastikan bahwa informasi mengenai waktu salat dan program Lazisnu dapat tersampaikan dengan baik kepada seluruh warga,” katanya.

Sementara itu, Rais Ranting NU, Ustaz Fathurrosi, menambahkan bahwa selain penyelarasan waktu salat, penting juga bagi masyarakat untuk menjaga kekhidmatan ibadah Ramadhan dengan memperbanyak amalan seperti tadarus Al-Qur’an, sedekah, dan mempererat silaturahmi. Ia berharap semangat kebersamaan dalam rapat ini dapat terus berlanjut hingga bulan Ramadhan dan seterusnya.

Penulis: Tim Media LTNNU Kraksaan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *