Kraksaan, mwcnukraksaan.or.id – Pelatihan pemusalaran jenazah yang digelar oleh Pemerintah Kecamatan Kraksaan bekerja sama dengan Lembaga Dakwah Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (LD-MWCNU) Kraksaan resmi ditutup pada Rabu (22/1/2025). Kegiatan yang berlangsung di Pendopo Kecamatan Kraksaan ini menjadi momen penting dalam meningkatkan kesadaran umat Islam tentang tata cara pemusalaran jenazah yang sesuai syariat Islam. Penutupan pelatihan ini dirangkai dengan tradisi tumpengan sebagai wujud syukur, sekaligus menyambut dua momen penting: Hari Ulang Tahun (HUT) ke-15 Kraksaan sebagai ibu kota Kabupaten Probolinggo dan Hari Lahir (Harlah) ke-102 Nahdlatul Ulama (NU). Acara penutupan dihadiri oleh jajaran Pengurus MWCNU Kraksaan, tokoh masyarakat, Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Kraksaan, serta peserta pelatihan dari gelombang ketiga. Peserta tersebut meliputi perwakilan Desa Kebonagung, Kelurahan Kandangjati Kulon, Desa Kandangjati Wetan, Desa Alassumur Kulon, Desa Asembakor, dan Desa Tamansari dan pengurus ranting NU bersama lembaga dan Badan Otonom (Banom). Ketua MWCNU Kraksaan, Drs H Mohammad Sahudi, M.Pd dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada para peserta yang telah mengikuti pelatihan dengan penuh semangat. “Pelatihan ini sangat penting untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan umat Islam dalam melaksanakan pemusalaran jenazah sesuai dengan syariat. Kami berharap ilmu yang diperoleh dapat bermanfaat, tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk masyarakat luas,” ujarnya. Sementara itu, Kapolsek Kraksaan, Kompol Sujianto, SH., MM yang mewakili Forkopimcam Kraksaan, secara resmi menutup rangkaian pelatihan tersebut. Dalam sambutannya, ia mengapresiasi peran aktif NU dalam memberikan pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat. “Pelatihan ini bukan hanya untuk menambah wawasan peserta, tetapi juga sebagai bekal untuk berbagi pengetahuan dengan masyarakat lainnya. Dengan begitu, kita dapat meminimalisir risiko konflik yang disebabkan oleh ketidaktahuan atau pemahaman yang keliru,” kata Kapolsek. Ia juga menambahkan bahwa peran masyarakat sangat penting dalam menjaga keamanan dan ketertiban (Kamtibmas). Pelatihan semacam ini, menurutnya, dapat menjadi salah satu langkah preventif untuk mencegah potensi gangguan Kamtibmas. Setelah prosesi penutupan, acara dilanjutkan dengan tradisi pemotongan tumpeng sebagai simbol rasa syukur. Potongan tumpeng pertama dilakukan oleh Kapolsek Kraksaan dan diserahkan kepada Rais Syuriah MWCNU Kraksaan, KH. Ahmad Haidori. Momen ini disaksikan dengan penuh khidmat oleh seluruh hadirin. Tradisi tumpengan ini tidak hanya menjadi simbol rasa syukur atas suksesnya pelatihan, tetapi juga sebagai bagian dari perayaan dua momen bersejarah bagi masyarakat Kraksaan dan Nahdlatul Ulama. Pelatihan pemusalaran jenazah ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang diinisiasi oleh Pemerintah Kecamatan Kraksaan dan MWCNU Kraksaan dalam memperingati HUT ke-15 Kraksaan dan Harlah ke-102 NU. Melalui kegiatan ini, diharapkan masyarakat Kraksaan semakin bersatu dalam menjunjung tinggi nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jamaah, khususnya dalam pelayanan kepada umat. Acara diakhiri dengan doa bersama yang dipimpin oleh KH. Ahmad Haidori. Doa ini menjadi penutup dari rangkaian kegiatan yang penuh makna dan keberkahan. Kegiatan tersebut mencerminkan semangat kebersamaan antara pemerintah, NU, dan masyarakat Kraksaan dalam membangun sinergi untuk kebaikan bersama. Penulis: Alfin Maulana Haz Post navigation Pelatihan Pemulasaran Jenazah Gelombang Kedua Sukses Digelar di Kraksaan Saksikan Kolaborasi Spektakuler! Pagelaran Seni Budaya di Kraksaan Rayakan Harlah NU