Gresik, mwcnukraksaan.or.id Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Miftakhul Achyar, mengingatkan pentingnya ketaatan dalam komando kepemimpinan dan peraturan organisasi bagi jamaah dan pengurus NU. Pesan ini disampaikan dalam acara Haul Muassis NU di Gresik, Ahad (25/52024). “Berbagai isu dan polemik yang bisa melemahkan organisasi harus diwaspadai dan disikapi dengan cara tertib dan taat pada jalur komando serta arahan sikap dari pimpinan tertinggi organisasi, dalam hal ini PBNU,” ujar Kiai Miftah. Kiai Miftah, yang juga pengasuh Pondok Pesantren Miftachussunnah, Kedungtarukan Surabaya, menegaskan bahwa meskipun NU merupakan organisasi besar, ketidakpatuhan dalam kepemimpinan dan peraturan bisa melemahkannya. “NU itu besar, bahkan yang terbesar di dunia, tapi NU yang besar itu tidak ada artinya kalau tidak tertib atau patuh dalam kepemimpinan dan peraturan,” katanya. Ia mengingatkan bahwa ketaatan pada komando dan peraturan organisasi adalah kunci untuk menjaga kekuatan dan keutuhan NU dalam menghadapi berbagai tantangan. Organisasi yang besar tapi tidak tertib, menurutnya, bisa dilumpuhkan oleh organisasi yang lebih kecil namun tertib. Selain itu, Kiai Miftah menyinggung polemik nasab yang sempat membuat gaduh dan dihembuskan oleh segelintir orang. Menurutnya, masalah tersebut bukan lagi soal dzurriyah Ba’alawi melawan dzurriyah Walisongo, melainkan sudah mengarah kepada jamaah NU. “Gangguan sudah nyata, bukan dzon lagi, tapi jelas dialamatkan kepada NU dan bertubi-tubi. Hati-hati, itu pola Wahabi,” tegasnya. Acara Haul Muassis NU di Gresik tersebut dihadiri oleh ribuan jamaah yang datang dari berbagai daerah, menunjukkan antusiasme dan kecintaan mereka terhadap NU dan para pendirinya. Pesan Kiai Miftah ini diharapkan dapat menjadi pengingat penting bagi seluruh anggota NU untuk selalu menjaga ketaatan pada komando dan peraturan organisasi demi kemajuan bersama. Kontributor: Alfin Maulana Haz Post navigation Fenomena Kelompok Salafi Kembali Mencuat, PBNU: Waspadai Kelompok Salafi Jihadis Soal Polemik Nasab, Rais Am PBNU: Hati-hati, itu Pola Wahabi