Kraksaan, mwcnukraksaan.or.id Jemaah Aolia di Dusun Panggang III, Giriharjo, Kecamatan Panggang, Gunung Kidul, Yogyakarta telah menggelar Sholat Idul Fitri lebih awal pada Jumat kemarin, 5 April 2024. Setelah Sholat Idul Fitri berakhir, pimpinan Jemaah Aolia yaitu KH Raden Ibnu Hajar Sholeh Pranolo atau yang biasa dipanggil Mbah Benu memberikan keterangan mengenai salat idul Fitri lebih awal. “Saya tidak pakai perhitungan. Saya telpon langsung kepada Allah Taala. Ya Allah, (hari ini) sudah tanggal 29 (bulan Ramadhan), 1 Syawal-nya kapan?’ Allah Ta’ala bercerita, tanggal 5 (April 2024),” ungkap pimpinan Jemaah Aolia tersebut. Menanggapi viralnya pelaksanaan Sholat Idul Fitri lebih awal, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ahmad Fahrurrozi, atau yang akrab dipanggil Gus Fahrur, juga memberikan tanggapannya. Dikutip dari nuonline.or.id, Menurut Gus Fahrur ibadah dalam Islam harus sesuai tuntunan syariat yang dipahami dengan ilmu-ilmu standar ajaran agama Islam yang sudah jelas dalil-dalilnya dan garis-garisnya. Agama itu tuntunan dan ajaran yang berlaku untuk masyarakat umum. Maka tidak bisa seseorang secara asal-asalan ngaku sudah komunikasi langsung dengan Gusti Allah. “Pengakuan semacam itu tidak sah dan tidak boleh dijadikan dasar tuntunan agama,” ucap pengasuh Pondok Pesantren An-Nur 1 Bululawang Malang ini. Menurutnya, ibadah dalam Islam haruslah sesuai dengan tuntunan syariat yang dipahami melalui ilmu-ilmu standar ajaran agama Islam. Beliau menekankan bahwa ibadah harus didasarkan pada dalil-dalil yang jelas dan garis-garis yang telahu ditetapkan dalam agama. “Semua harus ilmiah, rasional, dan dapat diuji keabsahannya oleh masyarakat umum,” tandas Gus Fahrur. Agama Islam sendiri merupakan suatu sistem tuntunan dan ajaran yang berlaku untuk seluruh masyarakat umum. Oleh karena itu, tidaklah tepat bagi seseorang untuk mengklaim telah berkomunikasi secara langsung dengan Allah tanpa dasar yang jelas. Gus Fahrur menegaskan bahwa pengakuan semacam itu tidak sah dan tidak boleh dijadikan dasar dalam menetapkan tuntunan agama. (alf) Post navigation Gandeng Lakpesdam NU, SMKN 1 Kraksaan Gelar Pondok Ramadhan Romadhan Barokah: Ranting NU Desa Asembakor Kraksaan Santuni Lansia, Fakir Miskin, Anak Yatim, dan Guru Ngaji